API DAN MANFAATNYA

 


Pendahuluan 

Al-qur’an adalah sumber dari segala ilmu pengetahuan. Kitab suci Alqur’an bukan saja menjelaskan sejarah dan perkembangan tentang keislaman,tetapi juga merupakan sumber ilmu pengetahuan lain seperti hidrologi, perbintangan, biologi, fisika, dan ilmu lain yang telah di tegaskan oleh Allah SWT.

Ilmu Al-qur’an itu seperti lautan yang tidak bertepi. Sebelum ilmuwan-ilmuwan menjelaskan teori penciptaan alam, teori fisika, teori evolusi dan berbagai teori, Al-qur’an telah lama menjelaskan teori itu, hanya saja para ilmuan baru menemukannya, bahkan Alqur’an telah menjelaskan seluruh kehidupan yang ada di alam semesta yang belum diketahui oleh akal manusia. Oleh karena itu Al-qur’an bertujuan sebagai pedoman hidup agar manusia tidak tersesat dan selalu berada dijalan yang di ridhoi Allah SWT.  

 Dalam kitabnya Jawahir Al-Quran, Imam Al-Ghazali menerangkan pada bab khusus bahwa seluruh cabang ilmu pengetahuan yang terdahulu dan yang kemudian, yang telah diketahui maupun yang belum, semua bersumber dari AlQuran Al-Karim. Al-Imam Al-Syathibi (w. 1388 M), tidak sependapat dengan AlGhazali. Dalam kitabnya, Al-Muwafaqat, beliau antara lain— berpendapat bahwa para sahabat tentu lebih mengetahui Al-Quran dan apa-apa yang tercantum di dalamnya, tapi tidak seorang pun di antara mereka yang menyatakan bahwa AlQuran mencakup seluruh cabang ilmu pengetahuan. 

Pembahasan mengenai hubungan Al-Quran dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dengan 4 banyaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang tersimpul di dalamnya, bukan pula dengan menunjukkan kebenaran teori-teori ilmiah. Tetapi pembahasan hendaknya diletakkan pada proporsi yang lebih tepat sesuai dengan kemurnian dan kesucian Al-Quran dan sesuai pula dengan logika ilmu pengetahuan itu sendiri.  

Pada hakikatnya, antara ayat al Qur’ān dan fenomena alam merupakan satu kesatuan. Ayat yang tertulis dalam al Qur’ān disebut dengan ayat qauliyyah, dan fenomena alam yang tampak dalam alam semesta raya ini adalah ayat kauniyyah. Keduanya merupakan mukjizat dan tanda kebesaran Allah swt, yang bisa dipelajari sesuai dengan langkah-langkah penyelidikan ilmiah.    

Al Qur’ān yang sudah tertulis dan terbukukan sejak 1400 tahun silam sudah banyak menginspirasi para ilmuwan sains belahan dunia. Berbagai kasus permasalahan saintifik saat ini telah menemukan inspirasi melalui isyarat ilmiah dalam Al-Qur’ān. Padahal jika kita teliti, al Qur’ān telah menyebutkan terlebih dahulu teori fenomena alam sebagai konstruksi teori-teori saintifik . 


Asal Mula Api  

Api merupakan salah satu peradaban tertua di dunia. Keberadaan api sangat dibutuhkan oleh manusia. Dengan api, kehidupan manusia terasa lebih terbantu, mulai zaman purba, zaman mesolitikum, zaman megalitikum, pra sejarah, zaman sejarah, zaman renaisance, klasik, modern, hingga kontemporer saat ini dan rasa kebutuhan ini akan berlanjut sampai zaman berikutnya .   

1. Definisi Api  

Api adalah reaksi kimia yang menghasilkan panas dan cahaya. Api dapat memiliki perilaku dan penyebab yang berbeda tergantung pada bahan bakar dan lingkungan.   Definisi dari Api menurut National Fire Protection Association   (NFPA) adalah suatu massa zat yang sedang berpijar dan dihasilkan dalam proses kimia oksidasi yang berlangsung dengan cepat dan di sertai pelepasan energi/panas. Timbulnya api ini sendiri disebabkan oleh adanya sumber panas yang berasal dari berbagai bentuk energi yang dapat menjadi sumber penyulutan dalam segitiga api, yakni panas, oksigen, dan bahan bakar .   

Dengan kata lain, api juga merupakan oksidasi cepat terhadap suatu material dalam proses pembakaran kimiawi, yang menghasilkan panas, cahaya, dan berbagai hasil reaksi kimia lainnya  . ada yang memberikan definisi lain tentang api, bahwa api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi)  cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur yaitu: panas, udara dan bahan bakar yang menimbulkan atau menghasilkan panas dan cahaya. Jika panas dan pijar api tetap menyala, maka harus didukung dengan 

  

elemen elemen pembakaran. Elemen-elemen pendukung terjadinya pembakaran adalah panas, bahan bakar dan oksigen.  

Namun dengan adanya ketiga elemen tersebut, kebakaran belum bisa terjadi seketika dan hanya akan menghasilkan pijar. Untuk berlangsungnya suatu pembakaran, diperlukan komponen keempat, yaitu rantai reaksi kimia (chemical chain reaction). Teori ini dikenal sebagai Piramida Api atau Tetrahedron  .  

2. Pertama Kali Api Ditemukan  

Langkah awal menuju peradaban manusia adalah penemuan cara membuat dan menggunakan api. Manusia purba hidup ratusan ribu tahun yang lalu menggunakan api dari arang dan tulang-tulang hangus yang ditemukan dalam gua mereka. Bahkan batu-batu yang digunakan sebagai perapian masih berdiri tegak dan telah ditemukan oleh para peneliti  .  

Memang tidak ada yang tahu pasti bagaimana manusia purba menemukannya. Kita hanya bisa menduga-duga. Beberapa peneliti menuturkan bahwa manusia purba menemukan api secara tidak sengaja ketika petir menyambar pohon – pohon lapuk dan membakarnya. Mungkin mereka sudah tahu cara menggunakannya sebelum mereka tahu cara menyalakannya.  Hampir semua sukusuku purba mempunyai kebiasaan untuk memelihara seunggun api abadi dari pada menyalakannya, sebab mereka berfikir lebih mudah untuk memeliharanya daripada menyalakannya.  

Riwayat lain mengatakan bahwa pada waktu manusia menginjak-injak batubatuan dalam gua yang gelap, mereka melihat percikan-percikan api saat batu-batu tersebut berbenturan. Kejadian itu berlangsung selama ribuan tahun sebelum mereka menjadi cukup cerdik untuk membenturkan batu-batu dengan sengaja .   

Banyak alasan mengapa penggunaan api dianggap sebagai suatu langkah maju yang besar bagi peradaban orang purba. Diantaranya, dengan memasak 

  

menjadikan makanan lebih sedap. Persediaan makanan dapat disimpan lebih lama dengan cara diasap dan mengawetkannya. Ujung mata perkakas juga dapat diperkeras diatas api. Api unggun dan obor dapat dipakai untuk menghalau binatang buas . Dan yang paling penting adalah bisa melindungi dari rasa dingin sehingga ia dapat tetap hidup nyaman meski tinggal di daerah yang dingin dan bersuhu ekstrim.  

3. Proses Pembuatan Api  

Kebutuhan kita terhadap adanya api termasuk menunjang kebutuhan pokok dalam kehidupan. Hampir setiap hari kita membutuhkan api untuk menanak nasi, memasak makanan agar terasa lebih sedap, menghangatkan tubuh, mengusir binatang buas, dan sumber cahaya pada malam hari (sebelum adanya listrik). Akan tetapi kita sempat tak memikirkan bagaimana proses sulitnya mendapatkan api di zaman Rasulullah.  

Ibnu Abbas pernah menceritakan proses pembuatan api yang berlaku di zamannya. Di mana pada zaman tersebut belum ditemukannya gas elpiji, minyak tanah, korek api, maupun bensin sebagai bahan bakar pemicu timbulnya api. Pada saat itu, demi mendapatkan fasilitas alam yang berupa api, para sahabat nabi rela bersusah payah menggesek potongan kayu affar  pada lubang kecil batang kayu marakh (yang diisi serabut kering) berulang-ulang hingga muncul asap. Jika sudah muncul asap pada sabut kering, lalu ditiup terus menerus hingga menyala api. Cara ini merupakan teknik yang paling klasik dalam menghasilkan api, sebelum ditemukannya korek api.   

Sedangkan Syekh Hamami Zadah dalam tafsirnya, ia juga menjelaskan pendapat Ibnu Abbas ra. :   

 كالمرخ والعفار وقال ابن عباس رضي الله عنهما، هما شجرتان في البرية يقال لإحداهما المرخ والأخرى العفار فمن أراد أن يوقد النار قطع غصنين منهما مثل المساوك وهما اخضر ان يقطر منهما الماء

 فيسحق المرخ على العفار فتخرج منهما النار بإذن الله تعالى 

Artinya : “Seperti pohon marakh dan iffar. Dua jenis tanaman (pohon) ini tumbuh di daratan, dikatakan bahwa yang satu bernama Marakh  dan yang satu lagi bernama Iffar. Barang siapa hendak menyalakan api, maka potonglah ranting dari masing-masing pohon tersebut, seperti potongan (kayu) yang akan digunakan untuk bersiwak, dimana kedua ranting tersebut masih hijau & masih menetes airnya, kemudian gosokkan kayu Marakh atas kayu Iffar, maka akan keluar api dari kedua kayu tersebut dengan izin Allah” . 11 

Jika hal ini dihubungkan dengan teori segitiga api, maka dalam kasus kayu yang dibakar, yang berperan sebagai bahan bakar adalah kayu (pohon) tersebut. Karena kayu bakar memiliki kandungan selulosa dan lignin yang berasal dari proses fotosintesis. Lalu yang berperan sebagai pembakar adalah udara karena udara mengandung 21% oksigen. Sedangkan yang berperan sebagai sumber panas adalah percikan api yang biasanya dihasilkan dari korek api12. Dengan demikian, pohon hijau (kayu) memiliki peran sama sebagai bahan bakar minyak, sehingga penciptaan api dari pohon hijau bisa dimungkinkan terjadi.  

 

Pengertian dan Macam-macam Api dalam Al-Qur’an 

Api dalam Al-Qur'an memiliki berbagai makna simbolis dan alegoris yang mencerminkan kebesaran dan kekuasaan Allah, serta sebagai metafora untuk ujian dan azab. Api dalam Al-Qur'an terdiri dari berbagai macam, diantaranya adalah: 

1. Api didalam Lautan 

Munculnya api di lautan disebutkan sebagai salah satu tanda datangnya kiamat. Hal ini dinyatakan dalam beberapa ayat Al-Qur'an. Kiamat adalah peristiwa yang patut diyakini umat muslim. Kiamat menjadi akhir dari kehidupan di dunia. Gambaran tentang dahsyatnya hari kiamat pun banyak dijelaskan melalui berbagai dalil. Alam semesta dan seluruh isinya akan hancur, demikian juga makhluk yang ada di dalamnya, termasuk manusia. Kehancuran alam semesta ini dimulai dengan berbagai tanda, salah satunya api di lautan. 13  

  

11 Hamami Zadah, Tafsir Surati Yasin, (Cirebon : al Ma‟had al Islamiyaah, 1360 H), h. 

28. 

12 Nio Hani Pratama, dalam jurnalnya, Teori Dasar Pembakaran Kayu, 2010. 

Selengkapnya di https://teknikfisika.wordpress.com/2010/11/04/teori-dasar-pembakaran-kayu/  13 Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains dalam Alquran. 

 

 

 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat At-Tur ayat 6 

 وَٱلْبَحْرِ ٱ لْمَسْجُورِ 

Menurut Tafsir as-Sa'di oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad  14H, ayat ini menjelaskan "Dan lautan yang diluapkan api", yakni penuh air. Allah menahannya agar tidak meluap ke dataran bumi, meski secara alamiah, air bisa menutupi permukaan bumi, namun hikmah dan kebijaksanaan Allah mengharuskan air tersebut tertahan dan tidak bisa menggenangi seluruh permukaan bumi, agar berbagai jenis hewan bisa hidup. Ada yang menyatakan bahwa maksud dari kata 'almasjur' adalah dinyalakan, yakni, api yang akan dinyalakan pada Hari Kiamat sehingga lautan menjadi lautan membara yang penuh dengan berbagai macam siksa.  

2. Api yang memiliki Lapisan-Lapisan 

 

 لهَُ م  مِ ن  ف وَقهِِ م  ظُلَ ل  مِنَ  النَّا رِ وَمِ  ن ت حَتهِِ م  ظُلَ ل  ذلَِكَ  يخَُ وِفُ  اللَّّ ُ بِهِ  عِبَادهَ ُ يَا عِبَادِ  فَاتقَّوُنِ 

“Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah mempertakuti hambahamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku Hai hamba-hamba-

Ku.” [QS:  Az-Zumar:16]  

Menurut Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir 

Universitas Islam Madinah,  لهَُم  مِن ف وَقهِِ م  ظُلَ ل   مِنَ  النَّارِ (Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka) Makna (الظلل) adalah lapisan-lapisan api yang membakar mereka.  وَمِن  ت حَتهِِ م   ظُلَ ل   ( dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api)). Api yang ada di bawah mereka disebut sebagai lapisan-lapisan (naungan) karena api ini menaungi penghuni neraka yang ada di tingkat yang ada di bawahnya. Sebab pada setiap tingkatan neraka terdapat golongan orang-orang kafir.  

3. Api Berwarna-warni: 

Faktor yang memengaruhi warna nyala api adalah faktor fisika (yaitu suhu) dan faktor kimia (yaitu zat yang megalami reaksi). Api merah umumnya bersuhu di 

  

bawah 1000 derajat celsius. Api biru, bersuhu lebih tinggi dari api merah, tapi masih di bawah 2000 derajat celcius. Kemudian api yang lebih panas, api putih yang bersuhu di atas 2000 derajat celcius. Api ini juga yang terdapat di dalam inti matahari. Api putih juga digunakan pada industri yang memproduksi material besi dan sejenisnya. Api yang paling panas adalah api hitam (dan konon katanya merupakan jenis api yang terdapat di neraka). Jika mengamati nyala api pada lilin, pada bagian pangkal api akan terlihat nyala api yang nyaris transparan. Nah, api inilah yang disebut api hitam karena pada spektrum warna cahaya, warna hitam didefinisikan sebagai ketiadaan cahaya, maka pada api terlihat transparan. Warna api juga dipengaruhi oleh zat yang mengalami reaksi pembakaran. 

Nah, begitulah mengapa api bisa berwarna-warni. Metode ini juga yang digunakan dalam teknologi pembuatan kembang api. Kembang api dapat memancarkan api dengan warna-warni yang indah karena merupakan campuran berbagai macam unsur kimia yang akan memberikan warna-warna berbeda jika mengalaim reaksi pembakaran. Ketika para ilmuwan mempelajari api dan hubungan antara temperatur dan mereka menemukan bahwa warna api adalah merah, kemudian jika ditinggikan suhunya maka warna api akan menjadi putih dan jika dinaikkan lagi suhunya maka warna api akan berubah menjadi hitam. 

Nabi saw telah menyebutkan fenomena ini, adanya perubahan warna api! Nabi Muhammad saw bersabda: 

أوُقِدَ عَلَى النَّارِ ألَْفَ سَنَةٍ حَتىَّ احْمَرَّتْ ثمَُّ  أوُقِدَ عَليَْهَا ألَْفَ سَنَةٍ حَتىَّ ابْيَضَّتْ ثمَُّ أوُقِدَ عَليَْهَا ألَْفَ سَنَةٍ حَتىَّ 

 اسْوَدتَّْ فهَِيَ سَوْداَءُ مُظْلِمَة  

 

“Api dinaikkan suhunya selama seribu tahun sampai berubah menjadi merah, lalu dinaikkan lagi selama seribu tahun hingga berubah menjadi putih, kemudian dinaikkan lagi selama seribu tahun sampai menghitam, dan itulah yang disebut dengan hitam legam”. (At-Tirmidzi).  

4. Api yang Dapat Membakar Dan Memiliki Cahaya serta Memiliki Manfaat. 

Api Jenis ini adalah api yang kita jumpai di dunia, dimana api ini dapat digunakan untuk membakar dan dapat digunakan sebagai media pencahayaan. Api dunia ini memiliki manfaat dan bisa dimanfaatkan untuk segala keperluan sebagaimana yang sudah disebutkan diatas, seperti untuk pencahayaan, memasak, 

  

ataupun membakar sampah dan hal-hal bermanfaat lainnya. Manfaat Api ini Allah singgung dalam Firman-Nya, 

 

 

 أفََرَأيَْتمُُ النَّارَ التَِّي توُرُونَ * أأَنَْتمُْ أنَشَأتْمُْ شَجَرَتهََا أمَْ نَحْنُ الْمُنشِئوُنَ * نَحْنُ جَعَلْنَاهَا تذَكِْرَةً وَمَتاَعًا لِلْمُقْوِينَ 

“Maka pernahkah kamu memperhatiakn tentang Api yang kamu nyalakan (dengan kayu)?.  Kamukah yang menumbuhkan kayu itu ataukah Kami yang menumbuhkan?.  Kami menjadikannya (Kayu itu) Peringatan dan bahan yang berguna bagi Musafir” (QS Al-Waqi’ah 71-73). 

Di ayat ini Allah menjelaskan manfaat-manfaat dari Api itu sendiri, diantara manfaat utama api itu adalah sebagai peringatan.  Imam al-Qurtubi dalam kitab 

Tafsirnya menerangkan, 

 يعَْنِي نَارَ الدنُّْيَا موعظة للنار الكبرى

“Maksud dari (peringatan) adalah bahwa api di dunia ini merupakan pelajaran serta peringatan tentang Api yang besar (api neraka)”. (Tafsir al-Qurtubi, 17/221) 

Jelaslah bahwa Api dunia, selain bisa membakar, api ini juga menjadi media pencahayaan serta memiliki beberapa manfaat yang bisa digunakan untuk kebutuhan tertentu. 

 

5. Api yang membakar, Tapi tidak memiliki cahaya serta tidak memiliki Manfaat. 

Api jenis ini adalah api yang sangat berbeda dari sebelumnya, api ini merupakan Api neraka jahannam. Meskipun sama-sama digunakan untuk membakar, namun api neraka jahannam ini tidak memiliki cahaya, serta sama sekali tidak mungkin untuk mengambil manfaat darinya karena memang Api neraka diciptakan untuk mengazab penghuninya sehingga tidak mungkin mengambil manfaat darinya. Api dineraka sangat berbeda dengan Api di dunia, hanya sama nama namun berbeda pada hakikatnya. Hal ini dijelaskan oleh rasulullah salallahu ‘alaihi wasalam dalam sabdanya, 

 إِنَّ نَارَكُمْ هَذِهِ التَِّي يوُقِدُ بنَوُ آدمََ جُزْ ء مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ نَارِ جَهَنَّمَ 

“Sesungguhnya Api yang sedang kalian hidupkan ini hanya merupakan bagian kecil dari 70 bagian Api neraka ”(HR Bukhari) 

Artinya, api dunia yang biasa kita hidupkan mampu membakar kulit, menghanguskan bangunan, membakar hutan dan lainnya panasnya hanya secuil dari pada panasnya Api neraka jahannam. Tentu tidak dapat dibayangkan bagaimana panasnya Api neraka ini, dan wajar saja jika api neraka tidak memilki cahaya karena memang begitu panas sampai tak berwarna. 

 

 

 

6.  Api Yang Memiliki Cahaya, Namun TIdak Membakar. 

Api jenis ini adalah api yang pernah dilihat oleh Nabi Musa alaihissalam  di sebelah bukit ketiika beliau hendak pulang ke mesir untuk menemui keluarganya. Kisah itu Allah abadikan dalam Firmannya, 

 

فَلمََّا قَضَى مُوسَى الْْجََلَ وَسَارَ بِأهَْلِهِ آنسََ مِنْ جَانبِِ الطُّورِ نَارًا قَالَ لِْهَْلِهِ امْكُثوُا إنِِ ي آنسَْ تُ نَارًا لعََلِ ي آتيِكُمْ 

 مِنْهَا  بِخَبَرٍ أوَْ جَذوَْةٍ مِنَ النَّارِ لعََلكَُّمْ تصَْطَلوُنَ 

”Maka ketika musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan itu dan dia berangkat dengan keluarganya, dia melihat api dilereng gunung. Dia berkata kepada keluragnya, “Tunggulah disini, sesungguhnya Aku melihat Api, mudahmudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari tempat api itu atau membawa sepercik api, agar kamu dapat menghangatkan badan. ”(QS al-Qashas 

: 29) 

Dan ternyata Api itu rupanya adalah isyarat dari Allah agar musa mendatanginya kemudian Allah berbicara kepadanya ditempat itu. Dan kejadian itu pula merupakan pengukuhun kerasulan Nabi Musa Alaihissalam. Api yang dilihat oleh Nabi Musa memiliki cahaya, sehingga nabi musa bisa melihatnya dari kejauhan, namun Api ini tidak membakar apapun, ia hanya sebagai tanda dari Allah agar Musa menemui-Nya di tempat itu.  

 

Fungsi dan Manfaat Api dalam Al-Qur’an 

 

1. Sebagai Sumber Cahaya 

Zaman dahulu masyarakat mengandalkan api sebagai sumber cahaya, sebab saat itu masih belum ditemukan listrik. Umumnya, orang-orang menggunakan minyak tanah, lampion, hingga obor untuk menerangkan ruangan. 

  

2. Memasak Makanan 

Sumber panas dari api dapat digunakan untuk memasak makanan. Dahulu, masyarakat menggunakan kayu bakar agar makanan cepat matang. Namun seiring perkembangan teknologi, orang-orang sudah menggunakan kompor gas untuk memasak. 

3. Menghangatkan Badan 

Api sering dimanfaatkan manusia untuk menghangatkan badan, terutama ketika sedang berkemah di gunung. Dengan menyalakan api unggun, badan terasa jadi hangat sekaligus memberikan cahaya penerangan di sekitar tenda. 

4. Meleburkan Logam 

Api juga bermanfaat untuk meleburkan logam yang padat menjadi cair dalam titik suhu panas tertentu. Nah, hal tersebut memudahkan manusia untuk membentuk logam menjadi suatu benda yang bermanfaat bagi manusia. 

5. Sebagai Sumber Energi 

Api juga bisa digunakan sebagai sumber energi untuk kehidupan manusia sehari-hari, sebagai contoh, api dapat menghasilkan uap sehingga dapat menggerakkan generator listrik. 

 

Kesimpulan 

Api adalah salah satu peradaban tertua di dunia dan memiliki berbagai manfaat yang signifikan bagi manusia. Dari zaman purba hingga zaman kontemporer, api digunakan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Api memiliki berbagai definisi, tetapi umumnya, api adalah hasil dari oksidasi cepat bahan bakar yang menghasilkan panas, cahaya, dan reaksi kimia lainnya. 

Penggunaan api merupakan langkah awal menuju peradaban manusia, dan sejarah penemuan api masih menjadi misteri. Api memiliki berbagai manfaat, seperti memasak makanan, mengawetkan makanan, memberikan pencahayaan, dan melindungi dari cuaca dingin. 

Proses pembuatan api pada zaman dahulu melibatkan upaya keras, seperti menggesek kayu untuk menghasilkan api. Api juga memiliki berbagai makna simbolis dalam Al-Qur'an, termasuk sebagai peringatan tentang akhirat dan sebagai sumber cahaya. Dalam Al-Qur'an, api dalam berbagai bentuknya digunakan untuk menggambarkan kekuasaan Allah dan ujian bagi manusia. 

Selain itu, terdapat berbagai jenis api dalam Al-Qur'an, yang memiliki karakteristik yang berbeda, seperti api dalam lautan, api yang memiliki lapisanlapisan, api berwarna-warni, dan api yang membakar namun tidak memiliki cahaya. Beberapa jenis api dalam Al-Qur'an juga memiliki manfaat, sementara yang lain adalah azab bagi orang-orang yang berdosa. Dengan demikian, api memiliki peran penting dalam kehidupan manusia dan memiliki makna mendalam dalam konteks agama dan spiritualitas. 

Daftar Pustaka 

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur'an (Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Membumikan Al-Qur'an), (Mizan, Bandung,1996) 

Ahmad Soleh Sakni, Model Pendekatan Tafsir Dalam Kajian Islam, dalam Jurnal Ilmiah Al Qur’ān, nomor 2, Desember 2013 

Agus Purwanto, Ayat-ayat Semesta, Sisi-sisi al Qur’ān Yang Terlupakan, (Bandung : Mizan, 2008) 

Maria Suharsini dan Dyah Saptarini, Kimia dan Kecakapan Hidup, (Jakarta : Ganeca Exact, 2007) 

Ari Harnanto dan Ruminten, Kimia 1, (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional : 2009) 

Slamet Sujud Purnawan Jati, Pra Sejarah Indonesia, dalam Jurnal SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Ketujuh, Nomor 2, Desember 2013. Universitas Negeri Malang 

Hamami Zadah, Tafsir Surati Yasin, (Cirebon : al Ma‟had al Islamiyaah, 1360 H), Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains dalam Alquran. 

Suryo Sulistyo, dalam jurnal online nya, Asal Mula Api Turun ke Bumi. http://55tbo.blogspot.co.id/2012/03/asal-mula-api-turun-ke-bumi.html 

Nio Hani Pratama, dalam jurnalnya, Teori Dasar Pembakaran Kayu, 2010. Selengkapnya di https://teknikfisika.wordpress.com/2010/11/04/teoridasar-pembakaran-kayu/ 

Devi Setya, “Muncul Api di Lautan jadi Tanda Datangnya Kiamat, Ini Dalilnya,” Muncul Api di Lautan jadi Tanda Datangnya Kiamat, Ini Dalilnya (detik.com) Diakses pada 19/10/2023, pukul 09.00. 

 

Ahmad, “Inilah rahasia api berwarna-warni dan bertingkat-tingkat” Inilah Rahasia Api Berwarna-warni dan Bertingkat-Tingkat - Hidayatullah.com Diakses pada 19/10/2023, pukul 09.10. 

 

Surat Az-Zumar Ayat 16 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir | Baca di TafsirWeb Diakses pada 19/10/2023, pukul 09.14. 

 

Laras Setiani, “Subhanallah, Al-Qur’ab Sudah Jelaskan Mengapa Nyala Api Berbeda-beda Warna”, Subhanallah, Al-Quran Sudah Jelaskan Mengapa Nyala Api Berbeda-beda Warna - Islampos Diakses pada 19/10/2023, pukul 

09.17. 

 

Irsyad Hidayat Lc, “3 Jenis Api dalam Islam” 3 Jenis Api Dalam Islam | Kajian Syariah Diakses pada 19/10/2023, pukul 09.26. 

 

Safe Workers, Classes of Fire – What are the 6 Different Types of Fires?, Classes of Fire – What Are The 6 Different Types of Fires? (safeworkers.co.uk) Diakses pada 19/10/2023, pukul 09.22. 

 


Posting Komentar

0 Komentar