HEWAN DALAM AL-QUR’AN


Pendahuluan

 Al-Qur’an adalah kitab suci yang menjelaskan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia dan akhirat, salah satu pembahasan yang sering di bahas di dalam al-Qur’an adalah tentang binatang.

Bahkan Allah SWT memberikan nama surat di dalam al-Qur’an memakai beberapa nama binatang, di antaranya adalah sebagai berikut: al-Baqarah (Sapi betina), an-Naml (Semut), an-Nahl (Lebah), al-Ankabut (Lba-laba), al-Adiyat (Kuda perang yang berlari kencang) dan al-Fiil (Gajah). Selain sebagai nama surat, Allah SWT juga menggunakan nama binatang sebagai sumpahNya.[1]

 Dalam al-Quran, hewan-hewan seringkali diangkat sebagai contoh dan tanda keajaiban ciptaan Allah. Mereka juga menjadi subjek pelajaran dan perumpamaan yang mengandung hikmah untuk manusia. Beberapa di antaranya adalah kisah tentang burung hud-hud yang membawa berita kepada Nabi Sulaiman, dan kisah dua ekor burung yang diberi pelajaran khusus oleh Allah tentang hukum memakan satu sama lain.

Selain itu, al-Quran juga menyebutkan berbagai jenis hewan sebagai nikmat dan rezeki dari Allah untuk manusia. Ayat-ayat ini mengajarkan manusia untuk

 

bersyukur atas segala karunia yang diberikan, termasuk dalam bentuk hewan-hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan, pakaian, dan transportasi.

Al-Quran menyajikan berbagai narasi terkait dengan hewan-hewan. Pertamatama, hewan-hewan merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah (An-Nur/24:45, Fatir/35:28, Yasin/36:71, Asy-Syura/42:11 dan 29, Al-Jatsiyah/45:4, dan AlMulk/67:19). Sebagai contoh, dalam surah Al-Baqarah/2:164, Allah menyatakan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, serta kehidupan berbagai makhluk, terdapat pesan bagi mereka yang menggunakan akalnya. Orangorang yang mempelajari ilmu hewan dan memahami pesan-pesan Allah dalam kehidupan hewan, kemudian meningkatkan kesadaran spiritual terhadap Allah, dapat disebut sebagai "orang-orang yang dianugerahi wawasan" (ulul al-bab), salah satu posisi tertinggi manusia dalam Al-Quran (Ali Imran/3:190-191). Tidak heran jika Allah menyebut mereka sebagai manusia yang paling sadar akan Kebesaran-Nya

(Fatir/35:28).[2]

Namun, al-Quran juga menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan menghindari penyalahgunaan hewan-hewan tersebut. Manusia diberi tanggung jawab untuk menjadi khalifah (pengelola) di bumi ini, sehingga harus memperlakukan binatang dengan baik dan adil.

Melalui ayat-ayat tentang binatang, al-Quran memberikan panduan moral dan etika terkait perlakuan terhadap makhluk hidup lainnya. Ini mencakup larangan terhadap perbuatan kejam dan menyiksa hewan, serta mengajarkan kasih sayang dan keadilan terhadap seluruh ciptaan Allah.

Pengertian Hewan

 

 Hewan atau yang disebut juga dengan binatang adalah kelompok organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan animalia atau metazoa, adalah salah satu dari berbagai makhluk hidup di bumi. Sebutan lainnya adalah fauna dan margasatwa (atau satwa saja). Dalam bahasa inggris, “Hewan” disebut animal, dari bahasa latin yaitu

“Animalis” yang berarti “memiliki nafas” dalam penggunaan nonformal sehari-hari, kata tersebut biasanya mengacu pada hewan bukan manusia. Kadang-kadang, kerabat dekat manusia seperti mamalia dan vertebrata lainnya ditujukan dalam penggunaan nonformal. Definisi biologis dari kata tersebut mengacu pada semua anggota kingdom animalia, meliputi makhluk yang beragam seperti spons, ubur-ubur, serangga dan manusia.[3]

 Hewan adalah binatang atau satwa yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di darat, air, dan/atau udara, baik yang dipelihara maupun yang di habitatnya. Yang dimaksud dengan pengertian habitat yaitu tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang biak.

 Jadi dapat disimpulkan yang dimaksud dengan hewan yaitu Suatu organisme baik itu individu atau pun berkelompok yang terbagi dalam beberapa klarifikasi bentuk macamnya dan baik yang hidup didarat, laut, ataupun udara.

 Dalam perspektif ilmu Biologi, hewan-hewan di bumi ini bermula dari zigot tunggal yang mengalami pembelahan sel bertahap, membentuk struktur yang menyerupai bola. Struktur bulat ini akan mengalami tahap perkembangan, di mana ia akan membentuk dua lapisan, yaitu ektoderm (lapisan luar) dan endoderm (lapisan dalam), ketika struktur tersebut mulai melipat ke dalam.

 Ektoderm dalam masa perkembangannya membentuk bagian-bagian tubuh tertentu, yaitu epidermis, kulit, dan sistem saraf, sedangkan lapisan endoderm akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan kelenjarnya. Ada beberapa hewan yang

 

berkembang pada tingkat kedua lapisan ini yang dinamakan diplobastik. Adapun yang termasuk golongan hewan ini adalah Porifera dan Coelenterata. Di antara kedua lapisan, yaitu ektoderm dan endoderm akan berkembang dan terbentuk lapisan mesoderm. Lapisan mesoderm akan berkembang membentuk bagian tubuh yang menjadi otot, sistem reproduksi, sistem sirkulasi, dan sistem ekskresi. Golongan hewan yang berkembang pada ketiga tingkat lapisan ini dinamakan triplobastik. Golongan hewan ini adalah Platyhelminthes dan Nemathelminthes .[4]

 Hasil penelitian mengindikasikan bahwa pada Platyhelminthes, tubuhnya kompak tanpa terdapat rongga di antara usus dan bagian luar tubuh, sehingga klasifikasinya sebagai triploblastik aselomata (selom mengacu pada rongga tubuh). Sementara pada Nemathelminthes, terdapat rongga tubuh semu di mana mesoderm belum sepenuhnya membentuk rongga yang sebenarnya, karena belum terlihat pembagian menjadi lapisan dalam dan lapisan luar. Ini disebut sebagai triploblastik pseudoselomata. Golongan hewan ini termasuk Annelida hingga Chordata, yang memiliki rongga tubuh yang sudah terbagi menjadi dua lapisan, yaitu dalam dan luar.

 Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa terbentuknya hewan dimulai dari Protozoa kemudian Porifera, Coelenterata, sampai pada tingkat Mamalia. Jadi, hewan tersebut mengalami perkembangan dari satu sel menjadi banyak sel hingga terbentuk triplobastik aselomata, pseudoselomata, sampai selomata.

Hewan dalam Al-Qur’an

A. Reftil dan Amfibi

Reftil adalah tetrapoda, dan juga amniota (hewan yang embrionya dikelilingi oleh membrane amniotic).[5] Reftil (seperti ular dan kadal) dan amfibi (seperti katak) termasuk jenis-jenis hewan yang oleh al-Quran disebut dabbah, ad dawab, atau

 

man yamsyi ala bathnih sebutan yang lazim diterjemah kedalam bahasa Indonesia

“binatang melata” atau hewan yang berjalan diatas perutnya. Sebutan ini paling tidak dapat kita jumpai dalam al-Quran sebanyak enam kali. (al-Hajj/22:18), (anNur/24:45), (al-Fatir/33:28), (asy-syura/42:29), (al-Jasiyah/45:4).[6]

1. Ular

Ular adalah reftil yang tubuhnya panjang dan kulitnya bersisik. Ular memiliki rangka yang terbuat dari tulang yang sangat keras dan hanya dapat di bengkokan sedikit. Ular cukup banyak disebut dalam al-Quran 4 (empat) ayat yang menyebutkan ular Kebanyakan ayat-ayat tersebut berkaitan dengan kisah mukjizat yang dianugerahkan Allah kepada Nabi Musa. Salah satu yang ayat yang menyebutkan kata ular adalah Q.S al A’raf: 107:

 فَالَْقٰى عَصَاه   فَاِذاَ هِيَ  ث عْبَا ن  مُّبيِْ ن

“Maka Musa menjatuhkan tongkat-nya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya.”

Ular disebut dengan redaksi tsuban, hayyan, dan jan. dalam kisa Nabi Musa Diceritakan bawa tongkat yang ia lemparkan beruba menjadi seekor ular yang merayap (hayyatun tas’a) (Taha/20:20). Ditempat lain disebutkan tongkat itu bergerak-gerak laksana seekor ular yang gesit (Ka’anaha jan) (Qasas/28:31). Disebut pula bawa tongkat itu berubah menjadi ular sebenarnya (syu’banun mubin) (al-A’raf/7:107, as-Syuara/26:32). Perbedaan ungkapan itu dipahami dengan menjadikan beberapa peristiwa itu sebagai sebuah peroses. Artinya, pada awalnya tongkat itu menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat, kemudian berubah menjadi seekor ular yang gesit, dan akhirnya berubah menjadi ular besar yang sebenarnya.7

 

2. Katak

Katak disebut sebanyak 2 (dua) kali dalam Alquran. sebagai salah satu rangkaian mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi Musa salah satu ayat yang menyebutkan katak adalah Q.S.al-A’raaf: 133:

 فَارَْسَلْنَا عَليَْهِ م  الطُّوْفَانَ  وَالْجَرَاد َ وَالْق مَّلَ  وَالضَّفَادِعَ  وَالدمََّ  اٰيٰت   مُّفَصَّلٰ  ت  فَاسْتكَْبَ روْا وَكَان وْا قوَْمًا مُّجْرِمِيْنَ

“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” B. Hewan Menyusui (mamalia)

Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya, adanya rambut, dan tubuh yang endetron atau “berdarah panas”. Otak mengatur system peredaran darah, termasuk jantung yang beruang empat. Mamalia terdiri lebih dari 5000 genus, yang tersebar dalam 425 keluarga dan hingga 46 ordo, meskipun hal ini tergantung klasifikasi ilmiah yang dipakai.8

1.      Anjing  

Anjing dalam bahsa Arab: al-Kalbu, al-Dzi’bu. Anjing ada beberapa jenis, dan semua hukumnya sama. Seluruh jenis anjing, baik yang liar maupun yang jinak hukumnya haram dan najis. Anjing disebut sebanyak 3 (tiga) kali dalam ayat alQur’an. Anjing, misalnya, disebut dalam rangkaian kisah para pemuda penghuni gua (ashabul kahfi) sebagai berikut.

 وَتحَْسَب  همْ  ايَْقَاظًا وَّه مْ   رق وْد   وَّۖن قَلِ ب  همْ  ذاَ تَ الْيمَِيْنِ  وَذاَتَ  ال شِمَا لِ وَۖكَلْب  همْ  بَاسِ ط  ذِرَاعَيْ هِ بِالْوَصِيْ دِ  ل وَِ

 اطَّلعَْتَ  عَليَْهِمْ  لوََليَّْتَ  مِنْ همْ  فِرَارًا وَّل مَلِئتَْ  مِنْ همْ   رعْبًا

“Dan engkau mengira mereka itu tidak tidur, padahal mereka tidur; dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka

 

t Siti Rochaeni, “Pengantar Zologi Vertebrata”…, hal. 30

membentangkan kedua lengannya di depan pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentu kamu akan berpaling melarikan (diri) dari mereka dan pasti kamu akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka.”

2.      Unta

Unta disebut dalam Alquran sebanyak 10 (sepuluh) kali. Salah satu binatang yang diperintahkan Allah untuk diamati dan lebih-lebih kepada mereka yang meragukan kesaan-Nya adalah unta. Allah berfirman dalam Q.S al-Ghasiyah: 17:

 افَلََ  ينَۡ ظ روۡ نَ اِلَى الِۡ  بِلِ  كَيۡفَ   خلِق تَۡ

“Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan”

Unta bukanlah binatang yang mempesona atau memikat mata, juga bukan yang lincah atau paling kuat. Mereka bukan hewan peliharaan yang paling setia kepada pemiliknya. Sifat unta agak sulit diprediksi, namun pada dasarnya mereka bersikap lembut jika diperlakukan dengan baik, tetapi dapat menjadi keras kepala dan cepat marah jika diperlakukan dengan kasar. Karena sifat inilah, unta mendapat penghormatan dari manusia.

Meskipun hanya memiliki sebagian kecil dari sifat-sifat yang disebutkan sebelumnya, hal inilah yang membuat karakter unta begitu unik. Keadaan ini sebenarnya sangat membantu mereka bertahan hidup di daerah dengan lingkungan yang keras. Allah menggabungkan sejumlah kecil dari semua sifat itu, bersama dengan sifat-sifat lain, dalam ciptaan hewan ini yang sangat cocok untuk bertahan hidup di padang pasir yang kering. Penciptaan unta mengajarkan manusia untuk menerima segala kehendak Allah, dan untuk menerima tempat mereka di dunia ini dengan rasa syukur serta beradaptasi dengan lingkungannya.

3. Sapi

Sapi cukup banyak disebut dalam Alquran, baik sebagai perumpamaan, petunjuk, maupun sebagai hewan dalam bentuk denotative. Salah satu ayat yang menyebut sapi dalam rangka petunjuk kepada manusia adalah firman Allah Q.S alBaqarah: 67:

 وَاِذْ  قَالَ   موْسٰى لِقَوْمِ   ه اِنَّ  اللَّٰ  يَأ مْ ر كمْ  انَْ  تذَبَْ حوْا بقََرَة ً   قَال  وْا اتَتَخَِّذ نَا ه  زوًا   قَالَ  ا عَوْذ   بِاللِّٰ  انَْ  ا كَوْنَ

 مِنَ  الْجٰهِلِيْنَ

“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Allah memerintahkan kamu agar menyembelih seekor sapi betina.” Mereka bertanya, “Apakah engkau akan menjadikan kami sebagai ejekan?” Dia (Musa) menjawab, “Aku berlindung kepada Allah agar tidak termasuk orang-orang yang bodoh.”

Hikmah Allah menyuruh menyembelih sapi ialah supaya hilang rasa penghormatan mereka terhadap sapi yang pernah mereka sembah.

4. Kuda

Kuda adalah mamalia darat berbadan besar yang terkenal akan kecepatan, kekuatan, dan daya tahannya. Sejak dahulu,kuda menjadi hewan peliharaan penting yang di gunakan manusia, baik untuk pertanian maupun olahraga.[7] Dalam ai-

Qur’an juga disebutkan fungsinya sebagai alat transportasi manusia yaitu dalam QS al-Nahl ayat 8:

 وَّالْخَيْلَ  وَالْبغَِالَ  وَالْحَ مِيْرَ  لِترَْكَب وْهَا وَزِيْنَ ة ً وَيَخْل  ق  مَا لَ  تعَْلَ موْ نَ

“Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui”.

C. Serangga

Serangga disebut pula insecta, berasal dari bahas Latin insectum sebuah kata serapan dari bahasa Yunani adalah salah satu kelas avertebrata di dalam filum antropoda yang memiliki exoskeleton berkitin.[8]

 

Jumlah ayat yang membahas tentang serangga ada sebelas ayat, yaitu dua ayat tentang lebah, dua ayat tentang semut, dua ayat tentang belalang, satu ayat tentang kutu, satu ayat tentang laron, satu ayat tentang laba-laba, satu ayat tentang rayap, satu ayat tentang lalat dan satu ayat tentang nyamuk. Adapun bunyi ayat tersebut adalah sebagai berikut:

1.      Lebah

 

 وَأوَْحَى رَبكَُّ  إِلَى النَّحْلِ  أنَِ  اتخَِّذِ ي مِنَ  الْجِبَالِ  ب ي وتاً وَمِنَ  الشَّجَرِ  وَمِمَّا يعَْرِ شونَ

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia". Kemudian makanlah dari tiap-tiap buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan.”(an-Nahl: 68)

2.      Semut

 

 وَحَت ىٰ اِذ  اَ اتَوَۡا عَلٰى وَادِ  النمَّۡ لِ  قَالتَۡ  نمَۡلَة    ياٰيَُّهَا النمَّۡ ل  ادۡ خل وۡا مَسٰ كِن كَمۡۚ  لَ  يَحۡطِمَن كَّمۡ   سليَۡمٰ ن  وَ جن وۡد   ه  وَه  مۡ  لَ

 يشَۡع  روۡنَ

“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”(

Q.S an-Naml: 18)

3.      Laba-laba

 مَث لَ  الَّذِيْنَ  اتخََّذ وْا مِنْ  د وْ نِ اللِّٰ  اوَْلِي اَءَ  كَمَثلَِ  الْعنَْكَب وْتِۚ  اتِخََّذتَْ  بَيْت  اً وَاِنَّ  اوَْهَنَ  الْب ي وْتِ  لبَيَْ ت

 الْعنَْكَب وْ تِ  لوَْ  كَان وْا يعَْلَ موْنَ

“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.”

(QS. Al-Ankabut: 41)

 

 

 

Eksistensi Hewan dalam Al-Qur’an

A. Eksistensi Hewan Sebagai Kekuasaan Allah SWT

Al-Qur’an menegaskan bahwa diciptakannya alam semesta dengan segala isinya termasuk binatang adalah untuk kepentingan manusia. Hal ini ditegaskan dalam QS. Al-baqarah:29. Eksistensi semua makhluk hidup merupakan bukti kemahakuasaan Allah SWT. Diantara alasannya adalah setiap ciptaan Allah mencirikan perencanaan sang pencipta. Sehingga penciptaan binatangbinatang juga bagian dari upaya untuk memperlihatkan kecanggihan, ketepatan, dan kecerdasan Allah SWT yang tidak terbatas.

B. Binatang Adalah Bagian dari Umat Seperti Manusia

Persamaan antara binatang dan manusia tentu bukan secara keseluruhan, misalnya dari tiada menjadi tiada, dari kecil menjadi besar, memiliki berbagai macam naluri seperti naluri seksual yang tidak jarang melahirkan kecemburuan, penindasan atas yang kuat dan lain-lain.[9]Bahkan al-quran juga mengabdikan persamaan binatang dengan manusia dalam aspek pemberian rezeki dari Allah swt. Hal ini dikatakan dalam surah Hud: 6.

Pernyataan Al-Qur’an bahwa binatang-binatang itu adalah umat seperti halnya manusia menuntut antara lain supaya manusia memperlakukan binatang dengan sikap yang wajar. Maka Allah SWT mengatakan dalam surah Al-an’am ayat 38 dapat diartikan bahwa setiap upaya dalam melestarikan eksistensi binatang bagi seorang muslim dapat dimaknai sebagai satu aktivitas yang bernilai ibadah.

C. Hewan pun bertasbih memuji Allah SWT 

Ayat yang tegas menyatakan hal ini adalah QS. an-Nur 41 :

 

“Tidaklah engkau (Muhammad) tahu bahwa Allah SWT lah bertasbih apa yang dilangit dan dibumi, dan juga burung yang mengembangkan sayapnya, masingmasing sungguh, telah mengetahui (cara) berdoa dan bertasbih. Allah mengetahui apa yang mereka kerjakan.”

Allah swt berfirman memberitahu, bahwa semua makhluk yang ada di langit, dan di bumi, apakah makhluk itu malaikat, manusia, jin, binatang bahkan bendabenda yang tak bernyawa pun, semuanya itu bertasbih dan bersembahyang kepada Allah, masing-masing menurut cara yang telah di ilhamkan Allah kepadanya. Demikian pula burung-burung yang berada di udara bebas dan sedang mengembangkan sayapnya tidak ketinggalan melakukan tasbih dan tahmid nya menurut cara-caranya sendiri, hanya Allah-lah yang mengetahui. Dia Maha Mengetahui apa yang diperbuat oleh mahluk-Nya. Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia-lah Maha Hakim dan Maha Penguasa Mutlak di dalam kerajaanNya dia-lah Tuhan satu-satu-Nya yang patut disembah, tiada tuhan selain Dia dan kepada-Nya akan kembali semua makhluk untuk menerima Peradilan-Nya dan menerima ganjaran atas segala amal perbuatannya baik maupun buruk.[10]

D. Hewan Sebagai Bagian Kesenangan Dunia

“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perumpamaan-perumpamaan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang, itulah kesenangan hidup didunia, dan disisi allah-lah tempat kembali yang baik.” (QS. Al-Imran: 14)

Dari ayat diatas jelas bahwa binatang ternak adalah bagian dari kesenangan hidup didunia seperti halnya bentuk kesenangan dunia lainnya. Dalam posisinya sebagai bagian dari kesenangan dunia, binatang ternak adalah simbol kekayaan dan gengsi bagi seseorang. Cara pemanfaatannya pun bermacam-macam ada yang berfungsi sebagai alat angkutan, seperti yang dijelaskan dalam surah an-Nah: 7 ada

 

juga yang dimanfaatkan bulunya sebagai bahan pakaian dan dagingnya untuk dimakan, Surah an-Nahl: 5 demikian juga susunya yang bisa diminum.

Manfaat Adanya Hewan

A. Sebagai penghasil bahan pangan

 Secara ekplisit Al-Quran memperbolehkan manusia untuk mengonsumsi daging hewan. Salah satu manfaat hewan bagi manusia adalah sebagai salah satu penghasil bahan pangan. Manusia harus makan untuk bertahan hidup. Salah satu bahan pangan tersebut diperoleh dari hewan. Beberapa bagian-bagian tubuh hewan yang sering digunakan sebagai sumber bahan pangan adalah daging dan telur. Sebut saja daging sapi, daging kambing, telur ayam, telur puyuh, telur itik, dan lain sebagainya.

B. Sebagai Penghasil Bahan Sandang

Pakaian atau sandang merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Sebagai bahan sandang yang dipakai oleh manusia berasal dari hewan. Bahkan, kebanyakan pakaian yang berasal dari bahan baku hewan akan memiliki harga yang relative mahal dibanding dengan bahan baku pakaian yang berasal dari tumbuhan. Adapun beberapa bahan baku jenis sandang yang berasal dari beberapa jenis pengelompokan hewan adalah Pakaian dari bahan wol berasal dari bulu biri-biri, Bahan pakaian sutera berasal dari ulat sutera, Bulu alpaca dipakai untuk membuat pakaian, Kulit hewan seperti kulit sapi, kulit kerbau, dan kulit kambing sering dijadikan sebagai bahan baku untuk membuat jaket.

C. Bahan baku untuk obat-obatan 

Madu ternyata tidak memiliki masa kadaluarsa. Khasiat madu sebagai obat pun tidak diragukan lagi. World Apiculture comference yang diselenggarakan di china pada tahun 1993 menyimpulkan bahwa madu, royal jelly, dan propolis (getah lebah) yang dihasilkan lebah dapat mengobati berbagai penyakit kronis.[11]

Penyakit seringkali menjadi salah satu bagian dari kehidupan manusia. Manusia akan mengupayakan berbagai hal untuk menyembuhkan penyakitnya. Salah satunya adalah mengkonsusmsi obat agar penyakitnya bisa sembuh. Salah satu bahan baku yang digunakan untuk membuat obat-obatan tersebut adalah hewan.

D. Dimanfaatkan Tenaganya

Sesungguhnya Allah telah menciptakan hewan-hewan ternak agar manusia dapat memanfaatkannya sebagaimana terungkap dalam ayat di atas. Untuk itu, Allah menciptakan hewan-hewan itu dengan daging yang cukup tebal melekat pada tulang-tulang yang kokoh dan keras sekeras batu; kekokohan itu juga ditunjang oleh urat jaringan dan otot yang kuat. Semua kekuatan bekerja sama saling menopang sehingga bisa membawa beban yang tidak mungkin dibawa oleh manusia.

E. Digunakan sebagai bahan kerajinan 

Dalam bidang estetika, hewan juga sering digunakan untuk baan kerajinan. Beberapa bagian tubuh hewan digunakan untuk bahan kerajinan dan diperjualbelikan. Berikut ini beberapa jenis hewan beserta bagian tubuhnya yang sering digunakan untuk bahan kerajinan.

 

Kesimpulan

 Dalam Al-Quran, hewan-hewan disajikan sebagai tanda kebesaran Allah dan sebagai sumber pelajaran bagi manusia. Mereka dianggap sebagai bagian dari ciptaan Allah yang patut dihormati. Ayat-ayat Al-Quran mengajarkan manusia untuk

 

memperlakukan hewan dengan baik, tidak menyiksa mereka, dan menghargai nikmat serta rezeki yang diberikan oleh Allah melalui hewan. Pemahaman tentang sifat dan keberadaan hewan-hewan ini juga dapat membuka wawasan manusia terhadap keajaiban alam dan memperdalam rasa syukur kepada Sang Pencipta. Kita juga diajak untuk mengambil hikmah dari perilaku dan sifat-sifat hewan dalam menjalani kehidupan. Dengan memahami peran dan keberadaan hewan-hewan dalam Al-Quran, manusia diingatkan untuk menjadi khalifah yang bertanggung jawab terhadap seluruh ciptaan Allah di bumi ini.

 Selain itu, Al-Quran juga menekankan pentingnya penelitian dan pemahaman mendalam terkait hewan-hewan untuk meningkatkan kesadaran akan kebesaran Allah. Mereka yang mempelajari ilmu hewan dan mampu mengambil hikmah dari keberadaan mereka, dikatakan memiliki wawasan yang mendalam dan diberi gelar "orang yang dianugerahi wawasan" (ulul al-bab), sebuah posisi tinggi dalam pandangan Allah. Dengan memahami keterkaitan antara manusia dan hewan serta menghargai peran masing-masing dalam ekosistem, manusia dapat menjalani kehidupan dengan lebih bijak dan bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Kesimpulannya, hewan-hewan dalam Al-Quran memberikan pelajaran berharga tentang keajaiban ciptaan Allah, membangkitkan rasa syukur, dan mengajarkan manusia untuk menjadi khalifah yang bijak dan penyayang terhadap seluruh makhluk di bumi ini.

 

Daftar Pustaka

Ali, Ahmat Syaeful. Skripsi:  “Binatang Ternak Dalam Al-Qur’an ( Kajian Tematik

Ayat-Ayat Al-An’am Dengan Pendekatan Sains )”. (Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2020).

Fauziyah, Rizki. Skripsi: “Hewan Dalam Al-Qur’an: Studi MunᾹsabah Nama Hewan

Sebagai Nama Surat Dalam Al-Qur’an”. (Istitus Agama Islam Negeri Purwokerto 2019).

Hidayat,          Dani.   “Binatang       Dalam Al-Qur‟an,      Kajian Tafsir   Mudhu’I”. (Yogyakarta:2010).

Jayana, Thoriq Aziz. “meneladani semut dan lebah”. ( Jakarta: PT. Gramedia, 2015).

Mahfued, Mochammad Abdurrahman. Skripsi: “Penyebutan Nama Binatang Dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Tafsir Ilmi)”. (Institut Ptiq Jakarta, 2022).

Masang, Azis. “Fakta-Fakta Ilmiah Tentang Hewan Serangga Dalam Alqur’an Dan Ibrahnya Bagi Kehidupan”. Jurnal Pilar: Jurnal Kajian Islam

Kontemporer.Volume 11 , No. 2, 2020.

Masykur, Muhammad. Tesis: “Binatang dalam Kitab Al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an alKarim karya Ṯanṯâwî Jauhârî”. (UIN Alauddin Makassar, 2018).

Ni’mah, Lailatun. Skripsi: “Serangga Dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Tafsir Tematik)”. (Institut Agama Islam Negeri (Iain) Ponorogo. 2019).

Rifki, Muhammad. Skripsi: “Matsal Serangga dalam Al-Qur’an (Studi Kristis Tafsir Kementrian Agama). (Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017).

Rochaeni, Siti. “Pengantar Zologi Vertebrata”. (Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010).

Safitri, Lis et al. “The Relationship between Human Being and Animal: The Study of the Concepts of Khalifah and the Animals in the Quran”. Journal Animal Production. 20(3). 2018.

Suryaningsi, Tini. “tradisi Pogeraha Adjara di Muna”. (Makasar: Balai Pelestarian Budaya, 2014).

Tanoto, Fakhri Putra. “Binatang Dalam Al-Qur’an Studi Analisis Penyebutan Nama Binatang Dalam Al-Qur’an Menggunakan Metode Tafsir Maudhu’i”. (UIN Sunan Gunung Djati Bandung).

Yunanda, Rifki. Skripsi: “Fauna Dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Tafsir Ilmi Kemenag Lipi)”. (Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018).

Yunita, Ellya Rachma. Skripsi: “Semut Dalam Tafsir Saintifik (Studi Atas Tafsir AlAyat Al-Kauniyah Fi Al-Qur’an Al-Karim Karya Zaghlul Al-Najjar)”.: (UIN Sunan Ampel Surabaya, 2021).

 



[1] Dani, Hidayat, “Binatang Dalam Al-Qur‟an, Kajian Tafsir Mudhu’I”, (Yogyakarta:2010), hal. 2

[2] Lis Safitri, et al, “The Relationship between Human Being and Animal: The Study of the Concepts of Khalifah and the Animals in the Quran”, Journal Animal Production, 20(3): 211-215, 2018, hal. 213

[3] Rifki Yunanda, Skripsi: “Fauna Dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Tafsir Ilmi Kemenag

Lipi)”, (Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018), hal. 18

[4] Ibid., hal. 20

[5] Siti Rochaeni, “Pengantar Zologi Vertebrata”, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010), hal. 136

[6] Mochammad Abdurrahman Mahfued, Skripsi: “Penyebutan Nama Binatang Dalam Al-Qur’an

(Studi Analisis Tafsir Ilmi)”, (Jakarta: Institut Ptiq Jakarta, 2022), hal. 25 7Ibid., hal. 7

[7] Tini Suryaningsi, “tradisi Pogeraha Adjara di Muna”, (Makasar: Balai Pelestarian Budaya, 2014), hal. 365

[8] Azis Masang, “Fakta-Fakta Ilmiah Tentang Hewan Serangga Dalam Alqur’an Dan Ibrahnya

Bagi Kehidupan”, Jurnal Pilar: Jurnal Kajian Islam Kontemporer, Volume 11 , No. 2, 2020, hal. 70

[9] Mochammad Abdurrahman Mahfued, Skripsi: “Penyebutan Nama Binatang Dalam Al-

Qur’an.., hal. 44

[10] Ibid., hal. 46

[11] Thoriq Aziz Jayana, “meneladani semut dan lebah” ( Jakarta: PT. Gramedia, 2015), hal. 94


Posting Komentar

0 Komentar